Catatanku tentang 'Pertumbuhan Ekonomi Jepang dengan model : SOGO SOSHA 総合商社' (by : Nurul Candrasari Masykuri)
うまくいけば、このノートは役に立つかもしれません。ア
Semoga catatanku ini dapat bermanfaat. amien
Jepang, negara kecil yang dulunya sangat tertutup dan memang menutup diri dari bangsa asing. Jepang mulai maju ketika di pimpin oleh kaisar Meiji.
Bangsa Jepang sebelum Restorasi Meiji adalah bangsa yang penuh carut marut konflik sosial dan konflik antar kelompok, termasuk carut marut ekonomi. Peristiwa Restorasi Meiji 1868 adalah sejarah agung manusia Jepang sesudah carut marut politik itu. Restorasi Meiji menjadi sejarah besar yang pengaruhnya begitu abadi bagi bangsa Jepang hingga saat ini.
Restorasi Meiji bukan hanya "perubahan politik" tapi juga suatu "real cultural revolution".
Restorasi Meiji inilah sebagai katalis dalam kemajuan Jepang menuju negara industri maju. Keberhasilan Restorasi Meiji ini diakui dunia tidak ada bandingannya di seluruh dunia.
Dalam jangka waktu hanya sekitar 30 tahunan telah berhasil membawa Jepang dari negara terisolasi, terbelakang dan tradisional menjadi negara maju yang kompetitif dengan negara-negara barat.
Restorasi Meiji ini juga telah melahirkan tokoh-tokoh yang amat berpengaruh bagi kemajuan Jepang seperti Fukuzawa Yukichi tokoh modernisasi pendidikan Jepang, Dalam era Restorasi Meiji ini ia mampu memberi pengaruh yang amat besar, yang hingga kini mampu menggerakkan masyarakat Jepang untuk mencari ilmu dan terus belajar.
Pada masa itu, beberapa pemuda kemudian dikirim ke Eropa dan Amerika Serikat untuk mencari ilmu pengetahuan dan menambah wawasan.
Selanjutnya pada bagian untuk Kontitusi Jepang :
Untuk masalah konstitusi Jepang berusaha mengadakan penelitian yaitu pada tahun1882, Ito Hirobumi ditunjuk sebagai ketua komite penyelidik konstitusi dan dikirim ke Eropa untuk mempelajari sistem konstitusi pemerintahan di sana.
Selama di Eropa ia menyimpulkan bahwa konsep konstitusi yang paling baik untuk Jepang adalah seperti sistem pemerintahan kekaisaran jerman.
Dan kemudian pada tanggal 11 Februari 1889, ditetapkanlah konstitusi Jepang raya. Akan tetapi, konstitusi ini mulai diberlakukan pada tanggal 29 Nopember 1890 dengan dimulainya sidang pertama parlemen kekaisaran (diet).
Konstitusi ini membagi kekuasaan anatara kaisar dengan dieumakant Kekuasaan kaisar dan perdan menteri dibatasi agar tidak terjadi absolutisme.
Namun demikian, adanya kata-kata yang ambigu dan bagian-bagian yang kontradiktif menyebabkan sistem pemerintahan berubah-ubah dari demokratis ke otoriter sesuai dengan interpretasi partai politik yang berkuasa.
Perubahan ini berlangsung hingga perang dunia ke-2. Kekalahan Jepang pada akhir perang dunia ke-2 memaksa kaisar menyerahkan kekuasaannya.
Pemerintah pendudukan yang didirikan Amerika Serikat Serikat diperintahkan untuk membuat konstitusi baru untuk menyokong hal ini. Kemudian tersusunlah konstitusi Jepang (nihon koku kenpou) yang mulai diberlakukan tahun 1947, bersamaan dengan hengkangnya Amerika Serikat Serikat dan pemerintahan demokrasi-liberal Jepang yang baru mulai berkuasa. Dengan demikian berakhirlah masa berlakunya konstitusi Meiji.
Selanjutnya tentang bagaimana usaha Jepang dalam mengendalikan perdagangan asing ditangan mereka yang selama wkt tsb telah di dominasi oleh perusahaan asing, yaitu dengan cara 'SOGO SHOSHA'
Sebuah majalah mingguan "THE ECONOMIST di Inggris wkt itu menuliskan mengenai perusahaan2 niaga Jepang secara terus menerus di pertengahan 1960 an, dan mengatakan :
" SOGO SOSHA" sebagai KUNCI SUKSES dalam kegiatan Eksport 'Jepang'
Dan dalam 'FAR EASTERN ECONOMIC REVIEW '
memaparkan sbb :
" Kalau kita harus memilih satu faktor penyebab pertumbuhan perekonomian Jepang yang luar biasa sejak 'PERANG DUNIA' II, tidak akan diragukan lagi bahwa faktornya adalah keahlian tanpa tanding dari bangsa itu dalam perdagangan luar negeri. Di pusat jaringan sedunia dari operasi perdagangan, pemasaran dan keuangan ini, berdirilah sembilan (9) sogo sosha (perusahaan perniagaan umum) raksasa yang memainkan perdagangan Internasional Jepang yang kompleks dan beragam"
(.FAR EASTERN ECONOMIC REVIEW 'edisi Febuari 1980,halaman 39)
Sogo Shosha adalah merupakan organisasi Jepang yang 'unik' sebagai contoh , disini misalnya Mitsui Bussan, sogo shosha nomer 2 di Jepang, yg memperkerjakan 13.000 org. dan memiliki jaringan di 181 kantor di kota-kota besar di dunia, serta menangani produk2 yg beragam spt : Besi dan baja, metal dan bahkan bahan2 kimia ,tekstil dan bahan makanan dan mesin2. Perusahaan niaga demikian luas dan beragam seperti itu tidak terdapat di negara lain. Jadi SOGO SHOSHA adalah merupakan INOVASI KEORGANISASIAN -suatu pembaruan yg didorong oleh permasalahan yang dihadapi negara itu dalam perdagangan Internasional.
Selanjutnya industrialisasi Jepang cukup banyak tergantung pada perdagangan luar negeri. Mula-mula mesin harus diimport dari Barat, yang ditukar dengan eksport beras, sutera, teh dan produk-produk Jepang lainnya. Mesin pd saat tsb msh menduduki posisi penting dalam import keselruhan Jepang.Namun dengan majunya industrialisasi Jepang, bahan baku menjadi import yang paling penting. Perusahan 2 niaga menyediakan bahan baku secukupnya untuk para pabrikan, dan bila diperlukan melakukan investasi mereka jg memasarkan produk2 baru secara agresif ke negara Barat., serta melakukan eksport yang mungkin tidak dilakukan sendiri oleh para pabrikan Jepang. Singkatnya perusahaan niaga merupakan kunci untuk perdagangan luar negeri Jepang.
Karena di negara2 maju lainnya perusahaan niaga tidak memainkan peran penting dalam industrialisasi, dan pertanyaan yg wajaradalah ' sejauh mana Jepang berbeda dengan negara2 lainnya?
Satu faktor penting didalam kesenjangan budaya antara Jepang dengan negara2 lainnya, yang memisahkan pasar Jepang dan pasar Internasional, maka munculah kebutuhan untuk memilih sekelompok orang yg dapat berbahasa asing dan melakukan transaksi internasional untuk mengisi kekosongan tersebut.
Kesenjangan budaya ini pada masa era MEIJI karena Jepang telah terputus dari kontak dengan luar negeri selama hampir 2 abad selama periode 'TOKUGAWA" sebelumnya.
Dengan Restorasi Meiji , Jepang menjadi sebuah negara terbuka, namun untuk waktu yg lama dalam masa kesenjangan tersebut masih ada.
Dalam periode praperang, kaerena 'Nasionalisme yang masih anti asing : pemerintah membatasi pengaruh asing dan secara artificial menguatkan banyak dari kesenjangan budaya tadi. Namun dalam periode pasca perang , negara Jepang menjadi terbuka sepenuhnya, dan kesenjangannya menipis, dan sebagai konsekuensinya basis untuk sogo shosha menjadi meningkat.
Pada titik ini ada 2 faktor yang membantu meningkatkan posisi sogo shosha dalam perekonomian Jepang Bank2 besar mendampatkan bahwa sogo shosha merupakan rekanan usaha yang baik dan Bank menyalurkan banyak dana kepada mereka. Sogo Shosha menggunakan dana tsb untuk bertindak sebagai perantara antara bank dan guna mendirikan cabang2 mereka sendiri atau menguatkan jalinan dengan kelompok perusahaan. Maka mereka memperkuat kedudukan mereka dengan menjadi bagian dari modal.
Laju pertumbuhan perekonomian Jepang yang pesat tidak hanya sekedar memberikan ruang gerak bagi sogo shosha , namun juga melindungi mereka dari para pabrikan yang kemungkinan menyalahgunakan fungsi mereka. Sogo shosha dapat dibandingkan dengan ;
PAHLAWAN DALAM CERITA RAKYAT JEPANG" yakni sbb :
Zatoichi yang merupakan seorang pendekar pedang walaupun matanya buta, Ia sangat kuat karena melatih pendengarannya untuk mendeteksi setiap suara yang dibuat para lawannya, jadi hanya waktu mereka berhenti begerak maka dirinya akan dapat terluka. Karena lingkungan dimana sogo shosha beroperasi menjadi 'statis' , seperti halnya Zetoichi, sogo shosha akan mengalami impoten dikarenakan kehilangan ruang gerak dan para pabrikan semakin memasuki wilayah kegiatan mereka.
Satu tambahan catatan yakni :
Dalam Kehidupan masyarakat Jepang setelah terjadinya peristiwa menyedihkan yaitu 'peristiwa kemanusiaan Terbesar di abad itu peristiwa yang menyayat hati
"JATUHNYA BOM NUKLIR OLEH SEKUTUNAMERIKA SERIKAT"
Yang pada akhirnya :
Satu yang melandasi restorasi Meiji adalah MERPERTAHANKAN KEBUDAYAAN dan ETOS KERJA.
Meskipun mereka menjadi bangsa yang maju nilai-nilai dasar masyarakat asli Jepang tidak pernah hilang.
Nilai-nilai itu terangkum dalam 7 nilai dasar BUSHIDO yaitu:...
1. Gi (Pengambilan keputusan berdasarkan kebenaran, meskipun mati dengan keputusan itu,
(matilah dengan gagah karena matinya terhormat)
2. Yu (Berani dan kstaria,
3. Jin (murah hati, mencintai sesama)
4. Re (Santun, bertindak benar)
5. Makoto (Bersikap tulus, setulus-tulusnya tanpa pamrih)
6. Meiyo (menjaga kehormatan, martabat dan kemuliaan)
7. Chugo (Mengabdi, Loyal)
Tujuh nilai prinsip itu dibaca setiap pagi (diulang-ulang) dan tertanam dalam hati sehingga nilai dasar tersebut menjadi prinsip hidup.
Dan satu hal lagi ketika kaisar 'Meiji' mengirimkan pemuda-pemuda Jepang ke negara asing untuk mempelajari teknologi disana dan saat itu banyak buku-buku yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang dan di jual dengan harga yang murah. Sampai saat ini masih bisa dirasakan, dimanapun mereka berada masih menyempatkan diri untuk membaca. Pemandangan yang tak asing bila kita berada di Jepang semua orang Jepang suka membaca bahkan ketika di MR (di dalam kereta..),dan ini menurutku sebuah pemandanga yang sangat indah dan luar biasa.
Andai Negeriku dan memikirkan sebuah cara untuk memajukan bangsa ini...
Adakah orang yang mau dan benar2 memikirikan negeri ini...
negeriku oh negeriku....??? dimanakah dikau apara ahli ekonom Indonesiaku????
Begitu terlelapkah kau dalam tidur dan mimpimu ??? ataukah memang tak mau memperjuangkannya???
Daftar pustaka :
Yoshihara Kunio , SOGO SHOSHA , Pemandu Kemajuan Ekonomi Jepang'
penerbit Gramedia PT, Jakarta.
Jakarta,9 Maret 2010
by : Nurul Candrasari Masykuri.